Minggu, 09 November 2008

NGOMONG SENDIRI

" Apa yang harus kau lakukan, supaya orang itu jatuh cinta padaku..."

Itu adalah sepenggal dialog yang diucapkan oleh pemain dalam sinetron yang setiap sore selalu rutin aku liat.

Aku hobby nonton sinetron, karena memang aku suka film atau cerita drama. Tapi aku selalu dibuat jengkel sendiri oleh sinetron itu karena tidak jarang para pemainnya mengucapkan dialog atau istilah sehari-harinya "ngomong sendiri".

Maksud dialog itu mungkin adalah untuk menunjukkan kepada para pemirsa sinetron untuk mengerti jalan pikiran alur cerita melalui dialog-dialog itu.

Kalau dibandingkan dengan film-dilm atau opera sabun dari luar negeri, kualaitas sinetron kita sangat jauh tertinggal. Mungkin dari segi bobot erita, sinetron kita ngga kalah bagusnya dibandingkan dengan film luar neger.

Perbedaannya sangat mencolok. Pertama, sinetron kita tidak dapat menjelaskan kepada pemirsa untuk memahami alur cerita melalui suasana yang diciptakan, bahasa tubuh pemainnya, setting, musik yang mendukung, dll.

Saya sebagai penonton rutin sinetron ada untungnya juga karena dapat mengikuti alur cerita dengan mudah, tanpa harus mikir dan menebak-nebak. Tapi itu salah satu cara yang sangat tidak mendidik bagi masyarakat Indonesia. Kita bukan bangsa yang bodoh, yang tidak sanggup untuk memahami inti dari sebuah sebuah cerita, Sampai-sampai harus dijelaskan secara detil. Pada kenyataannya, sinetron adalah tontonan yang selalu menempati rating yang paling tinggi, ini adalah kesempatan bagi para sineas membuat sebuah produksi yang bagus dan berkualitas.

Kedua, hal yang tidak kalah menggelitik hati saya di saat menyaksikan sinetron Indonesia adalah kurangnya setting yang mendukung cerita tidak dibuat secara realistis. Sebagai contoh, sebuah cerita yang menggambarkan orang yang miskin, dalam menampilkan setting lokasinya, mereka kurang realistik, sering sekalin mereka menggunakan furniture yang masih baru, sehingga kesan miskin itu sendiri tidak terlihat. Sehingga secara otomatis suasana yang ingin diciptakan oleh pembuat sinetron tidak mencapai sasaran secara maksimal.

Kita mungkin harus banyak belajar dari film/opera sabun luar negeri, karena mereka mampu menciptakan suatu cerita yang realistis dan setting ynag mendukung, sehingga pemirsa dapat larut dalam alur cerita yang dibuat. Sudah saatnya para sineas muda Indonesia bangkit dan mengasah kreatifitasnya untuk dunia perfilman Indonesia. Kita pasti bisa, karena kita adalah bangsa yang kreatif dan beraneka ragam, banyk yang bisa diangkat dan dipelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar