Minggu, 09 November 2008

21 HUKUM KEPEMIMPINAN (John C. Maxwell)

Banyak orang yang memiliki konsepsi yang keliru tentang kepemimpinan. Jika mereka dengar bahwa seseorang mimiliki gelar mengesankan atau posisi kepemimpinan, mereka berasumsi bahwa ia adalah pemimpin. Terkadang itu benar. Namun dalam soal memimpin, gelar itu tidak banyak nilainya. Kepemimpinan sejati tak dapat dianugerahkan, ditunjuk, atau ditugaskan. Kepemimpinan hanya datang dari pengaruh, dan itu tidak dapat simandatkan. Harus diraih. Satu-satunya hal yang dapat diperoleh dengan suatu gelar hanyalah waktu - entah untuk meningkatkan tingakt pengaruh anda terhadap orang lain atau justru melenyapkannya.

LIMA MITOS TENTANG KEPEMIMPINAN

Berikut adalah lima yang umum :

1 MITOS MANAJEMEN

Kepemimpinan adalah soal mempengaruhi orang lain sehingga menjadi pengikut, sementara manajemen memfokuskan pada sistim serta proses. Terkadang bahkan manajer yang terbaikpun menjadi seperti menjadi seperti anak kecil dengan seekor anjing besar, menunggu kemana anjingnya itu ingin pergi agar ia dapat membawanya kesana.

2 MITOS USAHAWAN

Sering kali, orang berasumsi bahwa semua pramuniaga serta usahawan itu adalah pemimpin. Namun tidaklah demikian. Ron Popeil adalah seorang pengusaha yang berjiwa dagang, inovatif dan sukses, terutama jika anda mengukurnya dengan penjualan yang telah diraihnya. Namun itu tidaklah menjadikannya seorang pemimpin. Orang mungkin membeli barang yang dijualnyam namun tidak menjadi pengikut dia. Paling banter, ia hanya dapat membujuk orang sejenak, namun tidak memiliki pengaruh jangka panjang terhadap mereka.

3 MITOS PENGETAHUAN

Kebanyakan orang yang percaya bahwa pengetahuan adalah inti dari kepemimpinan, otomatis berasumsi bahwa mereka yang memiliki pengetahuan serta intelijenlah yang nenjadi pemimpin. Namun tidak otomatis demikian. Anda dapat mengunjungi sebuah universitas besar dan menjumpai para ilmuwan riset serta ahli filsafat yang brilian, yang kemampuan berpikirnya begitu tinggi, namun kemampuan memimmpinnya begitu rendah. IQ belum tentu menjamin kemampuan memimpin.

4 MITOS PELOPOR

Ada lagi konsepsi keliru bahwa siapapun yang ada di depan kerumunan orang banyak adalah seorang pemimpin. Untuk menjadi pemimpin, seseorang bukan saja harus berada di depan, melainkan juga berhasil membuat orang-orang mengikutinya di belakangnya, mengikuti pimpinannya dan menindaklanjuti visinya.

5 MITOS POSISI

Menurut Stanley Huffty, bukan posisi yang menjadikan seseorang pemimpin, justru kepemimpinannyalah yang membuat posisi tersebut.


SIAPAKAH PEMIMPIN YANG SESUNGGUHNYA?

1. Hukum Katup
kemampuan memimpin menetukan tingkat keefektifan seseorang

2. Hukum Pengaruh
Ukuran sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh tidak lebih tidak kurang

3. Hukum Proses
Kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam sati hari

4. Hukum Navigasi
Siapapun dapat mengemudikan kapalnya. Namun hanya pemimpinlah yang dapat menetukan arahnya

5. Hukum E.F. hutton
Jika pemimpin sejati berbicara orang akan mendengarkan

6. Hukum Landasan yang mantap
Kepercayaan adalah landasan dari kepemimpinan

7. Hukum Kehormatan
Orang dengan sendirinya mengikuti pemimpin-pemimpin yang lebih kuat daripada dirinya

8. Hukum Intuisi
Para pemimpin mengevaluasi segalanya dengan intuisi seorang pemimpin

9. Hukum Daya Tarik
Siapa anda sesungguhnya menentukan siapa yang akan tertarik kepada anda

10.Hukum Hubungan yang baik
Seorang pemimpin akan terlebih dahulu menyentuh hati baru minta tolong

11.Hukum Lingkungan Sepergaulan
Potensi seorang pemimpin ditentukan oleh mereka yang paling dekat dengannya

12.Hukum Pemberdayaan
Hanya pemimpin yang mapanlah yang memberikan kekuatan kepada orang lain

13.Hukum Reproduksi
Dibutuhkan seorang pemimpin untuk mengangkat seorang pemimpin.

14.Hukum Kepercayaan
Orang percaya dulu kepada sang pemimpin, baru visinya.

15.Hukum Kemenangan
Para pemimpin mencari jalan agar timnya menang.

16.Hukum Momentum Besar
Momentum adalah sahabat terbaik seorang pemimpin.

17.Hukum Prioritas
Para pemimpin memahami bahwa kegiatan belum tentu berarti prestasi.

18.Hukum Pengorbanan
Seorang pemimpin harus rela berkorban demi peningkatan.

19.Hukum Waktu yang tepat
Kapan harus memimpin adalah sama pentingnya dengan apa yang harus diperbuat dan harus menuju kemana.

20.Hukum Pertumbuhan yang Eksplosif
Untuk menambah pertumbuhan, pimpinlah para pengikut untuk melipatgandakan, pimpinlah pemimpin-pemimpin.

21.Hukum Warisan
Nilai langgeng seorang pemimpin diukur dari suksesinya.


Semoga anda sukses menjadi peminpin yang sejati.


NGOMONG SENDIRI

" Apa yang harus kau lakukan, supaya orang itu jatuh cinta padaku..."

Itu adalah sepenggal dialog yang diucapkan oleh pemain dalam sinetron yang setiap sore selalu rutin aku liat.

Aku hobby nonton sinetron, karena memang aku suka film atau cerita drama. Tapi aku selalu dibuat jengkel sendiri oleh sinetron itu karena tidak jarang para pemainnya mengucapkan dialog atau istilah sehari-harinya "ngomong sendiri".

Maksud dialog itu mungkin adalah untuk menunjukkan kepada para pemirsa sinetron untuk mengerti jalan pikiran alur cerita melalui dialog-dialog itu.

Kalau dibandingkan dengan film-dilm atau opera sabun dari luar negeri, kualaitas sinetron kita sangat jauh tertinggal. Mungkin dari segi bobot erita, sinetron kita ngga kalah bagusnya dibandingkan dengan film luar neger.

Perbedaannya sangat mencolok. Pertama, sinetron kita tidak dapat menjelaskan kepada pemirsa untuk memahami alur cerita melalui suasana yang diciptakan, bahasa tubuh pemainnya, setting, musik yang mendukung, dll.

Saya sebagai penonton rutin sinetron ada untungnya juga karena dapat mengikuti alur cerita dengan mudah, tanpa harus mikir dan menebak-nebak. Tapi itu salah satu cara yang sangat tidak mendidik bagi masyarakat Indonesia. Kita bukan bangsa yang bodoh, yang tidak sanggup untuk memahami inti dari sebuah sebuah cerita, Sampai-sampai harus dijelaskan secara detil. Pada kenyataannya, sinetron adalah tontonan yang selalu menempati rating yang paling tinggi, ini adalah kesempatan bagi para sineas membuat sebuah produksi yang bagus dan berkualitas.

Kedua, hal yang tidak kalah menggelitik hati saya di saat menyaksikan sinetron Indonesia adalah kurangnya setting yang mendukung cerita tidak dibuat secara realistis. Sebagai contoh, sebuah cerita yang menggambarkan orang yang miskin, dalam menampilkan setting lokasinya, mereka kurang realistik, sering sekalin mereka menggunakan furniture yang masih baru, sehingga kesan miskin itu sendiri tidak terlihat. Sehingga secara otomatis suasana yang ingin diciptakan oleh pembuat sinetron tidak mencapai sasaran secara maksimal.

Kita mungkin harus banyak belajar dari film/opera sabun luar negeri, karena mereka mampu menciptakan suatu cerita yang realistis dan setting ynag mendukung, sehingga pemirsa dapat larut dalam alur cerita yang dibuat. Sudah saatnya para sineas muda Indonesia bangkit dan mengasah kreatifitasnya untuk dunia perfilman Indonesia. Kita pasti bisa, karena kita adalah bangsa yang kreatif dan beraneka ragam, banyk yang bisa diangkat dan dipelajari.

Minggu, 02 November 2008

B 5808 TK

Itu adalah nomor kendaraan suamiku. Motor itu bukan motor biasa, dia itu menyimpan begitu banyak kenangan, lucu, menyakitkan, menjengkelkan dan kadang pula bikin kita malu .... seru banget.

Motor Honda Astrea Grand (C 100) keluaran tahun 1995, itu mempunyai sejarah yang luar biasa hebat. Motor yang sudah butut itu dipakai secara turun menurun. Pertama, motor itu dipakai untuk survey Bp. Hendry Tamrin saat di artarindo, terus Joe, dan sekarang oleh suamiku, tapi sekarang udah menjadi hak milik suamiku lho.

Waktu itu, motor itu akan dijual oleh Artarindo, dia langsung dengan cepat bilang ke bagian keuangan, yang dipegang oleh ibu Laksmi. Akhirnya sama bos besar Arnold Oscar diijinkan untuk dibeli sama suamiku (dulu masih tahap awal pacaran.red). Bangga juga sih, karena pas pertama kali jadian dia langsung mengganti motornya dengan B 5808 Tk itu, katanya biar lebih empuk duduknya dan ngga malu-maluin...lucu ya.

Oh ya sebelum punya Honda Astrea Grand ini, suamiku memakai motor Suzuki Crystal (B-....-LV), lupa aku nomor tengahnya. Kondisi motor suzukinya itu lebih memprihatinkan dari motor yang ada sekarang. Banyak kawat dimana-mana, untuk mengikat bagian-bagian yang hampir lepas dan patah. Tragis ya.... Motor ini juga menyimpan berjuta kenangan manis. Pertama kali aku datang ke Jakarta, setelah dipindah dari Artarindo cabang Semarang ke Kantor Pusat, pagi-pagi aku dijemput di stasiun Senen. Dan dengan motor ini juga aku melakukan kencan pertama di pantai Ancol....hhhhmmmm...so sweet.

Kejadian yang lucu sekaligus seru pernah terjadi dengan motor ini. Dulu, kita jalan-kalan ke citraland, mall di daerah Grogol. Pas mau pulang ternyata kunci motor hilang, kita panik, karena kunci motor itu dijadikan satu sama STNK. Gubrak...kita akhirnya lapor ke satpam, solusinya disuruh membawa BPKB atau nunggu sampai jam terakhir parkir. Busyet! sampai jam berapa, pikirku. Akhirnya ibunya datang dari Bintaro ke Grogol membawa BPKB, dan motor bisa keluar, setelah dibongkar paksa sama Duta. Saat itu aku baru mengetahui untuk pertama kalinya dia ngamuk dan marah, bukan sama aku sih, tapi sama keadaan yang menyulitkan dia. Lucu juga ya kalau mengingat-ingat kejadian itu.

Setelah mempunyai "motor baru", (motor second keluaran lama, waduh berarti lama banget ya) kita sering jalan-jalan menikmati amsa pacaran. karena kita berdua ternyata mempunyai hobby yang sama, yakni pergi ke tempat-tempat baru.

Tapi, seiring waktu berjalan, motor itu menuju kepada kehancurannya, kata suamiku. Banyak bagian-bagian motor yang sudah hilang, catnya sudah rusak, tempat duduknya (sadel) pun sudah parah banget, kalau motor lain mau diisi bensin biasanya sadelnya dibuka ke atas, tapi sadel kotor suamiku dibukanya ke samping. Unik kan? cuma satu-satunya di dunia ini. Di STNK menyebutkan kalau motor itu mempunyai kecepatan 100 CC, tapi pada kenyataannya dia hanya sanggup lari dengan kecepatan 70 CC.

Perlakuan terhadap motor ini pun sangat istimewa, disamakan dengan "kebo kyai slamet" yang dicuci tiap malam 1 Suro alias jarang dimandikan. Sudah barang tentu kondisinya sangat kotor apalagi kalau musim hujan tiba, kotornya minta ampun. Dia memang agak malas untuk merawat motornya itu, karena menurut dia akan membuang-buang waktu saja. Bensin dan tekanan angin pun ngga kalah jarang diperhatikannya, sering banget kita harus mogok di tengah jalan, dan berjalan jauuuuhhhh untuk ketemu dengan POM bensin, ini ngga terjadi sekali atau dua kali, tapi sering banget. Tapi yang membuat aku terharu, meskipun motornya sudah mulai usang, tapi dia itu sangat menjaga barang kepunyaannya, disaat parkir motornya dia tidak lupa mengunci motornya itu dengan rantai yang super gedhe dan gembok pintu yang ngga kalah gedhenya. Semboyan dia Jelek-jelek milik pribadi". Banyak temen-temen yang mengejeknya, "ditaruh di jalan juga ngga ada yang ngambil" itu kata kunci yang sering keluar dari mulut orang-orang yang ngga mengetahui prinsip dan gaya hidup dia.

Tapi ngga tau kenapa aku ngga pernah malu naik bareng dia dengan motor itu, bahkan aku bangga dan bahagia saja lho. Motor ini juga yang mengantarkan aku untuk menemani suamiku terjun bebas dari motor (tabrakan), sudah lebih dari tiga kali aku jatuh bareng, dia menyebut aku sebagai "konco ngglundhung" atau teman jatuh. Menurutku, dia adalah pengendara motor yang ngga sabaran, sesuai dengan golongan darahnya "O", yang menurut peneliti, pengendara motor atau mobil yang sedang naik kendaraan mereka, akan menganggap orang-orang yang didepannya adalah para siput yang sedang berjalan. Tidak jarang dia sering naik trotoar untuk menghemat waktu bak "pemain akrobat" di tengah kemacetan Jakarta.

"B 5808 TK" memnang angka keramat, ngga jarang temen-temen menawarkan motor yang lebih bagus kondisinya, bahkan banyak program kredit dari kantor yang pasti lebih ringan cicilannya, dia tolak mentah-mentah. Dia ingin menjadikan motor honda astrea Grand menjadi produk "masterpiece" yang legendaris, dia terinspirasi dengn mobil RI 1 yang pernah dipakai oleh Presiden Sukarno itu. Motor penuh kenangan, motor yang menyimpan sejuta kasih sayang....itulah "B 5808 TK". I love you Duta...